PHP, Nasibmu Kini..

PHP, Nasibmu Kini..

Bahasa sejuta umat mulai ditinggalkan?

Kayaknya udah bukan hal asing lagi sih kalau kita denger orang-orang pada bilang PHP is dead. Saya sendiri juga sudah beberapa tahun belakangan ini denger orang-orang berpendapat begitu. Cuma, sampai saat ini masih banyak aja ya project-project yang masih membutuhkan PHP. Kalau kita coba search di Upwork, masih banyak pekerjaan yang membutuhkan role PHP developer. Jadi sebenernya PHP udah mati apa belum sih? Kenapa kok banyak banget yang ga suka sama PHP, tapi kenyataannya masih banyak yang pakai? Kira-kira tren ke depannya bakal seperti apa?

Sejarah Singkat PHP

  1. 1994 – PHP dibuat oleh Rasmus Lerdorf. Saat itu PHP diberikan nama Personal Home Page Tools, atau PHP Tools oleh Rasmus.

  2. 1995 – Rasmus merilis PHP ke publik, sehingga orang-orang dapat ikut menggunakan PHP bahkan berkontribusi pada pengembangannya. Rasmus sempat menghilangkan nama PHP dan menggantinya dengan nama Forms Interpreter, walaupun hanya untuk sementara.

  3. 1996 – PHP 2: PHP dikembangkan dan saat itu ditambahkan built-in support untuk implementasi database, cookies, user-defined functions, dll. Saat itu PHP dirilis dengan nama PHP/FI dan diberikan versi 2.0

  4. 1997 – PHP 3: PHP 3 merupakan versi PHP yang menjadi basis dari PHP yang kita kenal sekarang. Saat itu parser PHP ditulis ulang oleh Zeev Suraski, Andi Gutmans dan Rasmus sendiri; dan PHP diberikan nama yang kita kenal sekarang yaitu PHP: Hypertext Preprocessor.

  5. 1999 – Zeev dan Andi menulis ulang core dari PHP 3 dan menghasilkan Zend Engine 1.0

  6. 2000 – PHP 4: PHP menggunakan Zend Engine 1.0; peningkatan pada aspek performance dan scalability serta penambahan dukungan pada lebih banyak web server, HTTP sessions, output buffering.

  7. 2004 – PHP 5: PHP menggunakan Zend Engine 2.0; memperkenalkan dukungan terhadap pemrograman berorientasi objek/object-oriented programming (OOP) walaupun belum dapat dikatakan sepenuhnya mendukung OOP.

  8. 2015 – PHP 7: Upgrade signifikan pada PHP dengan menggunakan Zend Engine 3.0; peningkatan signifikan pada aspek performance dan memperkenalkan fitur baru seperti scalar type declarations dan null coalescing operator.

  9. 2020 – PHP 8: implementasi dari JIT (Just-In-Time) compiler, union types, named arguments, attributes, dan match expression.

Popularitas PHP

Di saat PHP baru diluncurkan, developer tidak memiliki opsi sebanyak sekarang dalam membangun aplikasi berbasis website. Saat itu, PHP cepat menjadi populer dikarenakan saat itu tidak banyak opsi bahasa server-side yang sederhana dan fleksibel seperti PHP.

Ditambah lagi, Wordpress – yang diluncurkan pada tahun 2003 – memilih untuk menggunakan PHP. Hingga saat tulisan ini dibuat, Wordpress masih menjadi perangkat lunak Content Management System (CMS) paling populer yang digunakan oleh ~40% dari seluruh website yang ada di dunia.

Facebook, platform media sosial yang jumlah pengguna aktif bulanannya mencapai 30% dari total populasi dunia, juga memilih menggunakan PHP sebagai salah satu tech stack yang digunakan.

Laravel sebagai salah satu framework yang populer dalam membangun aplikasi berbasis web, tentu saja turut membantu PHP mencapai popularitasnya. Banyak developer yang akhirnya mempelajari PHP karena mereka ingin menggunakan Laravel dalam projectnya.

Keseluruhan faktor yang disebutkan tadi akhirnya membuat PHP menjadi salah satu bahasa yang paling populer, bahkan pernah menempati posisi 3 bahasa terpopuler menurut TIOBE Index.

Fall of PHP

Pertanyaannya sekarang, apa kabar PHP di 2024?

Menurut beberapa survey, sebetulnya bisa terlihat kalau dalam beberapa tahun terakhir ini tren PHP memang – pelan tapi pasti – menurun. Menurut TIOBE Index per Juli 2024, PHP menempati posisi 16. Bahkan sempat menempati posisi 17 pada April 2024, yang merupakan posisi terendah PHP sepanjang sejarah versi TIOBE Index. Survey tahunan yang diselenggarakan oleh StackOverflow, StackOverflow Annual Developer Survey, menunjukkan penurunan popularitas PHP dari 30% pada 2015 ke level 18% pada 2023. Versi JetBrains Developer Survey, PHP mengalami penurunan dari 30% pada 2017 menjadi 18% pada 2023.

JetBrains dev survey

Tren penurunan ini pun turut dikonfirmasi oleh BuiltWIth – dimana grafik penurunannya masih konsisten dengan versi StackOverflow dan JetBrains – yaitu terjadi penurunan dari level 30% di tahun 2017/2018 ke 18% di tahun 2022/2023.

BuiltWith graph

Sehingga, terjadi penurunan sebanyak 40% hanya dalam waktu beberapa tahun. Sekarang, apa yang membuat tren popularitas PHP turun begitu cepat dalam beberapa tahun ini?

Kenapa Bisa Turun?

Menurut pendapat pribadi saya, ada beberapa alasan kenapa tren popularitas PHP bisa menurun tajam dalam beberapa tahun ini. Salah satunya adalah pernyataan Matt Mullenweg, co-kreator WordPress and CEO dari Automattic – perusahaan di balik Wordpress – pada 2015 yang secara tidak langsung memberi sinyal bahwa Wordpress akan beralih dari PHP ke Javascript. Tidak lama setelah itu, Wordpress mengadopsi Gutenberg editor pada 2018, dimana Gutenberg sebagian besar ditulis menggunakan Javascript. Matt turut mengonfirmasi di WordCamp Asia 2024 bahwa Wordpress sekarang adalah proyek javascript-first. Mengingat Wordpress sampai saat ini adalah CMS yang paling populer di dunia, keputusan ini tentu saja berdampak cukup besar pada komunitas pengguna PHP. Ribuan developer yang ingin membuat plugin dan theme Wordpress harus mulai mempertimbangkan untuk membuat plugin dan theme yang juga javascript-first.

Selain itu, terdapat beberapa isu yang terjadi pada PHP 5, yang membutuhkan waktu yang cukup lama (hingga 11 tahun) sebelum akhirnya masalah tersebut diselesaikan di PHP 7. Beberapa masalah pada PHP 5 yang cukup membuat jengkel banyak orang waktu itu di antaranya adalah masalah performance, konsumsi memory, security, hingga inkonsistensi pada penamaan fungsi. Beragam masalah yang muncul pada pengembangan versi penerus dari PHP 5 – yaitu PHP 6, yang pada akhirnya dibatalkan dan ditulis ulang kembali menjadi PHP 7 – membuat banyak orang stuck dengan berbagai masalah pada PHP 5 untuk waktu yang lama. Sehingga banyak developer yang pada akhirnya beralih menggunakan bahasa lain dalam pembangunan aplikasi berbasis website – utamanya Javascript dan Python – yang juga sedang populer pada saat itu.

Mungkin masih ada alasan-alasan lain yang turut membuat mengapa banyak developer beralih dari PHP ke bahasa lain. Namun menurut saya sendiri, dua alasan tadi merupakan alasan paling signifikan yang akhirnya membuat orang akhirnya bulat memutuskan, "kayaknya mending gue belajar bahasa lain deh".

Gimana Ke Depannya?

Balik ke paragraf pembuka, apakah terlalu berlebihan kalau sekarang kita bilang PHP is dead? Biar imbang, kalau di segmen sebelumnya kita bicara soal sisi gelapnya, sekarang kita coba angkat sisi terang dari PHP.

Pertama, Wordpress masih akan menggunakan PHP. Walaupun Wordpress memang sudah resmi menyatakan bahwa mereka sekarang akan lebih mengutamakan Javascript, apakah itu artinya mereka akan secara total meninggalkan PHP? Sejauh ini, belum ada pernyataan tegas dari Wordpress soal itu. Namun, untuk meninggalkan PHP secara keseluruhan akan sangat sulit dilakukan dari aspek teknis. Pertama, walaupun keseluruhan core Wordpress diubah menjadi Javascript, masih terdapat ribuan – bahkan puluhan ribu – plugins yang masih dibuat menggunakan PHP. Beralih secara total ke Javascript akan berdampak pada Wordpress harus "memaksa" para developer plugin untuk ikut migrasi ke Javascript. Kedua, Wordpress juga harus memaksa jutaan penggunanya di seluruh dunia untuk melakukan migrasi secara total. Oleh karena itu, hingga saat tulisan ini dibuat, kecil kemungkinan Wordpress akan benar-benar meninggalkan PHP secara menyeluruh.

Kedua, PHP masih dikembangkan dan dikelola secara aktif. Pada 2021, beberapa perusahaan seperti JetBrains, Automattic, Zend, Laravel, Acquia dan beberapa lainnya berkoalisi membuat yayasan bernama The PHP Foundation. Tujuannya tentu saja – seperti yang tertulis di websitenya – to ensure the long-term prosperity of the PHP language. Yayasan ini yang akan bertanggung jawab pada keberlangsungan dari PHP, dengan melakukan perekrutan core developer untuk melanjutkan pengembangan PHP. Yayasan ini melakukan penggalangan dana secara terbuka ke publik melalui Open Collective maupun Github Sponsors, dimana dana tersebut akan digunakan untuk membayar para core developer dan juga untuk pengeluaran lainnya.

Sehingga, walaupun memang tren penurunan popularitas PHP belum akan berhenti dalam waktu dekat, setidaknya kita tahu bahwa ada yayasan yang raison d'être-nya pada pengembangan PHP. Artinya, belum. PHP belum akan mati. Setidaknya dalam waktu dekat. 😄